Sudah bukan rahasia umum lagi kalau
orang Jerman tidak mudah berteman dengan orang asing. Bahkan beberapa
guru kami di Goethe-Institut tidak sekali dua kali mengingatkan agar
berteman sebanyak-banyaknya dengan orang Jerman agar bahasa Jerman kita
semakin mahir. Akan tetapi banyak mahasiswa Indonesia di Jerman lebih
nyaman bergaul dengan sesama orang Indonesia daripada bergaul dengan
bule Jerman.
Sebenarnya bukan salah mereka sepenuhnya
kalo mereka seperti itu. Permasalahnnya adalah karakter orang Jerman
mempunyai area privasi yang sangat tinggi sehingga mereka “butuh waktu”
untuk bisa menerima kita sebagai orang baru. Bukannya mereka sombong dan
arogan atau tertutup tetapi mereka mempunyai garis khayal yang
membatasi orang baru untuk masuk dalam kehidupan mereka. Walaupun kita
tidak bisa melihat garis itu tetapi bagi beberapa orang yang paham benar
prinsip ini pasti mengerti batasan-batasannya. Jika dibandingkan dengan
orang Indonesia, garis khayal ini sangat besar sehingga kita perlu
waktu untuk penetrasi ke area pertemanan mereka. Jika orang Indonesia
baru pertama berkenalan sangat mungkin sekali kita bisa menyebut mereka
teman kita. Di Jerman kita tidak bisa semudah itu dianggap teman oleh
mereka.
Suatu contoh adalah ketika pesta. Jangan
pernah berharap kita bisa ikut ke acara pesta salah seorang teman Jerman
yang baru sekali bertemu atau berkenalan. Mereka sangat membatasi
jumlah teman yang hadir di acara ini. mereka yang diundang adalah mereka
yang sangat akrab dengan si bule Jerman. Tapi di kultur Indonesia kita
bisa sangat mudah hadir di acara teman dari teman kita dan dapat
diterima walaupun kita akan berkenalan disana untuk pertama kali.
Kesimpulannya adalah penerimaan orang Indonesia lebih besar jika
dibandingkan dengan si Jerman.
Karakter orang Jerman sangat kental
dengan kepribadian yang cenderung aktif pada orientasi tugas bukan
berorientasi pada relasi manusia. Beberapa orang Jerman pernah bilang
bahwa mereka (orang Jerman) terlalu fokus sama pekerjaan mereka dan
membuat mereka sangat kaku. Dan ini sangat bertolak belakang dengan
karakter asli orang Indonesia yang dari Sabang sampai Merauke sangat
ramah dan peduli dengan sesama. Dan poin ketiga ini yang menjadikan kami
para WNI dan Mahasiswa Indonesia di Jerman beberapa sangat kesulitan
untuk bergaul dengan mereka. Dari sisi orientasi sudah bisa dibayangkan
bagaimana masing-masing dari kita jika bertemu dan berbicara dengan
mereka. Terkadang saya merasa tidak nyambung berbicara sama mereka, dan
akhirnya kami lebih nyaman bergaul sesama orang Indonesia disini
daripada dengan orang Jerman.
Orang Jerman juga terkesan sangat galak
bagi beberapa teman yang masig baru datang disini. Sedikit senyum dan
nada bicara yang tinggi dan tegas. Beberapa mereka juga punya tidak
mempunyai selera humor tinggi jika dibandingkan dengan kita. Jadi cara
bercanda mereka terkadang sangat “garing” di telinga orang Indonesia
walaupun bahasa Jerman kita sudah cukup mahir. Hal-hal tidak penting dan
tidak lucu bisa jadi bahan bercanda mereka. Dan mereka tertawa sangat
berbeda dengan orang Indonesia yang bisa sampai terpingkal-pingkal bahan
muka merah dan perut pegal karena tertawa. Untuk bisa sampai tahapan
ini mereka perlu yang namanya pencair suasana atau “air kedamaian” bir
untuk mencairkan suasana. Dan jika mereka sampai tahapan ini terkadang
mereka sangat mengganggu dan tidak menyenangkan bagi kita.
Terus bagaimana caranya menggauli orang Jerman???
http://jermandes.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar