Senin, 07 Januari 2013

Bergaul dengan Orang Jerman


Sudah bukan rahasia umum lagi kalau orang Jerman tidak mudah berteman dengan orang asing. Bahkan beberapa guru kami di Goethe-Institut tidak sekali dua kali mengingatkan agar berteman sebanyak-banyaknya dengan orang Jerman agar bahasa Jerman kita semakin mahir. Akan tetapi banyak mahasiswa Indonesia di Jerman lebih nyaman bergaul dengan sesama orang Indonesia daripada bergaul dengan bule Jerman.

Sebenarnya bukan salah mereka sepenuhnya kalo mereka seperti itu. Permasalahnnya adalah karakter orang Jerman mempunyai area privasi yang sangat tinggi sehingga mereka “butuh waktu” untuk bisa menerima kita sebagai orang baru. Bukannya mereka sombong dan arogan atau tertutup tetapi mereka mempunyai garis khayal yang membatasi orang baru untuk masuk dalam kehidupan mereka. Walaupun kita tidak bisa melihat garis itu tetapi bagi beberapa orang yang paham benar prinsip ini pasti mengerti batasan-batasannya. Jika dibandingkan dengan orang Indonesia, garis khayal ini sangat besar sehingga kita perlu waktu untuk penetrasi ke area pertemanan mereka. Jika orang Indonesia baru pertama berkenalan sangat mungkin sekali kita bisa menyebut mereka teman kita. Di Jerman kita tidak bisa semudah itu dianggap teman oleh mereka.

Suatu contoh adalah ketika pesta. Jangan pernah berharap kita bisa ikut ke acara pesta salah seorang teman Jerman yang baru sekali bertemu atau berkenalan. Mereka sangat membatasi jumlah teman yang hadir di acara ini. mereka yang diundang adalah mereka yang sangat akrab dengan si bule Jerman. Tapi di kultur Indonesia kita bisa sangat mudah hadir di acara teman dari teman kita dan dapat diterima walaupun kita akan berkenalan disana untuk pertama kali. Kesimpulannya adalah penerimaan orang Indonesia lebih besar jika dibandingkan dengan si Jerman.

Karakter orang Jerman sangat kental dengan kepribadian yang cenderung aktif pada orientasi tugas bukan berorientasi pada relasi manusia. Beberapa orang Jerman pernah bilang bahwa mereka (orang Jerman) terlalu fokus sama pekerjaan mereka dan membuat mereka sangat kaku. Dan ini sangat bertolak belakang dengan karakter asli orang Indonesia yang dari Sabang sampai Merauke sangat ramah dan peduli dengan sesama. Dan poin ketiga ini yang menjadikan kami para WNI dan Mahasiswa Indonesia di Jerman beberapa sangat kesulitan untuk bergaul dengan mereka. Dari sisi orientasi sudah bisa dibayangkan bagaimana masing-masing dari kita jika bertemu dan berbicara dengan mereka. Terkadang saya merasa tidak nyambung berbicara sama mereka, dan akhirnya kami lebih nyaman bergaul sesama orang Indonesia disini daripada dengan orang Jerman.

Orang Jerman juga terkesan sangat galak bagi beberapa teman yang masig baru datang disini. Sedikit senyum dan nada bicara yang tinggi dan tegas. Beberapa mereka juga punya tidak mempunyai selera humor tinggi jika dibandingkan dengan kita. Jadi cara bercanda mereka terkadang sangat “garing” di telinga orang Indonesia walaupun bahasa Jerman kita sudah cukup mahir. Hal-hal tidak penting dan tidak lucu bisa jadi bahan bercanda mereka. Dan mereka tertawa sangat berbeda dengan orang Indonesia yang bisa sampai terpingkal-pingkal bahan muka merah dan perut pegal karena tertawa. Untuk bisa sampai tahapan ini mereka perlu yang namanya pencair suasana atau “air kedamaian” bir untuk mencairkan suasana. Dan jika mereka sampai tahapan ini terkadang mereka sangat mengganggu dan tidak menyenangkan bagi kita.

Terus bagaimana caranya menggauli orang Jerman???

http://jermandes.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar